Hubungan Kadar HbA1c dan Usia dengan Kejadian Neuropati Diabetik pada Pasien Diabetes Melitus

Authors

  • Elfin Ainul Fikri Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Sulistyani Sulistyani Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Iwan Setiawan Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
  • Metana Puspitasari Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.32583/pskm.v14i3.1986

Keywords:

diabetes melitus, hba1c, neuropati diabetik, usia

Abstract

Neuropati diabetik adalah rusaknya sistem saraf tepi yang disebabkan oleh pembuluh darah mikro yang rusak sehingga darah tidak bisa mengalir ke jaringan saraf. International Diabetes Federation memperkirakan 463ijuta orang dimseluruh dunia menderitaidiabetes melitus per tahun 2019. Kejadian diabetesnmelitus di Indonesia menempati peringkat ketujuh dunia dengan 10,7 juta kasus. Prevalensi neuropatimdiabetik padanpasien diabetesnmelitus mencapai 40,3%. Kejadian neuropati diabetik meningkatnseiring bertambahnyanusia pasienidiabetes melitus. Kejadian neuropati dapat diprediksi melalui kontrol glikemik yang ketat dengan memantau kadar HbA1c. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuinhubungan antara usia dannkadar HbA1c dengan kejadiannneuropati diabetiknpada pasien diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampelnpada penelitiannini merupakan semua penderita diabetes melitus yang memiliki kriteria sesusai dengan yang diperlukan peneliti dengan jumlah sebanyak 65 sampel yang dipilih dengan menggunakan pendekatan total sampling. Neuropati diabetikndiukur dengan menggunakan tes monofilamen. Berdasarkan uji Chi-Square, hasil antara kadar Hb1Ac dengan neuropati diabetik pasien diabetes melitus didapatkan p-value =0,000. Sedangkan uji Chi-Square antara usia dengan neuropati diabetik pasien diabetes melitus didapatkan p-value =0,000. Terdapat hubungan yang signifikannantara HbA1c dan usia dengannkejadian neuropati diabetik pada pasien diabetesnmelitus di Puskesmas Gatak, Kabupaten Sukoharjo.

References

American Diabetes Association (ADA). (2020). Classification and diagnosis of diabetes: standards of medical care in diabetes. Diabetes Care. https://diabetesjournals.org/care/article/44/Supplement_1/S1/30961/Introduction-Standards-of-Medical-Care-in-Diabetes.

Febryantari, K.P. (2022). Hubungan Kadar HbA1c dengan Kejadian Neuropati Perifer pada Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Minggir. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta.

Hanifah, A., Basuki, M. and Faizi, M. (2022). Hubungan antara Kadar HbA1c dengan Hasil Sural Radial Amplitude Ratio (SRAR) pada Pasien DM Tipe 1 dengan Neuropati Diabetik Perifer. Aksona. 1(1), pp. 29–33. Available at: https://doi.org/10.20473/aksona.v1i1.98.

Hutapea, F.S., Kembuan, M.A.H.N. and P.S., J.M. (2016). Gambaran Klinis Neuropati Pada Pasien Diabetes Melitus di Poliklinik Neurologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Periode Juli 2014 – Juni 2015. e-CliniC. 4(1). Available at: https://doi.org/10.35790/ecl.4.1.2016.12115.

Jateng, D. (2021). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2021.

KemenKes RI. (2020). Infodatin tetap produktif, cegah, dan atasi Diabetes Melitus 2020. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. pp. 1–10.

Mildawati, Diani, N. and Wahid, A. (2019). Hubungan Usia, Jenis Kelamin dan Lama Menderita Diabetes dengan Kejadian Neuropati Perifer Diabateik. Caring Nursing Journal. 3(2), pp. 31–37.

Meidikayanti, W., & Wahyuni, C. U. (2017). Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup Diabetes melitus tipe 2 di puskesmas pademawu. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(2), 240–252. https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.240- 252

Pamungkas, R.A. and Usman, A.M. (2021). Panduan Praktis Screening Resiko Diabetes dan Neuropathy. KHD Production.

Papatheodorou, K., Papanas, N., Banach, M., Papazoglou, D. and Edmonds, M., (2016). Complications of Diabetes 2016. Journal of Diabetes Research [online]. 2016, 1–3. doi: 10.1155/2016/6989453

Pfannkuche, A., Alhajjar, A., Ming, A., Walter, I., Piehler, C. and Mertens, P. R., (2020). Prevalence and risk factors of diabetic peripheral neuropathy in a diabetics cohort: Register initiative “diabetes and nerves”. Endocrine and Metabolic Science [online]. 1(1-2), 100053. doi: 10.1016/j.endmts.2020.100053.

Prasetyani, D. (2019). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Neuropati Diabetik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Viva Medika. 12(01), pp. 40–49.

Prawitasari, D.S. (2019). Schleiss, M.R., (2007). Infectious Disease: Antibiotic Therapy. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. Elsevier. 1(1), pp. 47–51.

Putri, A.M., Hasneli, Y. and Safri (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Keparahan Neuropati Perifer Pada Pasien Diabetes Melitus : Literature Review. Jurnal Ilmu Keperawatan. 8(1), pp. 38–53.

Rachman, S.K., Hendryanny, E. and Bhatara, T. (2021). Hubungan antara Kontrol Glikemik (HbA1c), Durasi Penyakit, dan Profil Lipid pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II dengan Kejadian Neuropati Diabetik : Scoping Review. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains. 3(2), pp. 207–214. Available at: https://doi.org/10.29313/jiks.v3i2.7340.

Rahmawati, A. and Hargono, A. (2018). Dominant Factor of Diabetic Neuropathy on Diabetes Mellitus Type 2 Patients. Jurnal Berkala Epidemiologi. 6(1), p. 60. Available at: https://doi.org/10.20473/jbe.v6i12018.60-68.

Rajchgot, T. et al. (2019). Neurons and microglia; a sickly-sweet duo in diabetic pain neuropathy. Frontiers in Neuroscience. 13(JAN), pp. 1–17. Available at: https://doi.org/10.3389/fnins.2019.00025.

Rosenberger, D. C., Blechschmidt, V., Timmerman, H., Wolff, A. and Treede, R.-D., (2020). Challenges of neuropathic pain: focus on diabetic neuropathy. Journal of Neural Transmission [online]. 127(4), 589–624. doi: 10.1007/s00702-020-02145-7.

Rosyida, K. (2016). Gambaran Neuropati Perifer Pada Diabetisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang. Semarang. Universitas Diponegoro.

Safitri, V.A., Rosdiana, D. and Astari, R.V. (2018). Gambaran Hasil Pemeriksaan Monofilamen pada Pasien Diabetes Melitus (DM) yang Berkunjung ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal Ilmu Kedokteran. 11(2), p. 34. Available at: https://doi.org/10.26891/jik.v11i2.2017.34-39.

Sherwani, S. I., Khan, H. A., Ekhzaimy, A., Masood, A. and Sakharkar, M. K., (2016). Significance of HbA1c Test in Diagnosis and Prognosis of Diabetic Patients. Biomarker Insights [online]. 11, BMI.S38440. doi: 10.4137/bmi.s38440

Soelistijo, S.A. (2021). Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2021. Perkeni.

Sukoharjo, D. (2021). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Sukoharjo 2021. pp. 1–23.

Sumardiyono, B., & Suri, I. K. (2022). Neuropati Diabetika Kontribusi Karakteristik Individu, Lama Sakit, Merokok. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 17(2), 1–5. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi,

Supri, H. (2016). Hubungan HbA1c Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda Tahun 2016. Jurnal Husada Mahakam. IV(3), pp. 171–180.

Utari, T.D. (2020). Hubungan antara Kadar HbA1c dengan Neuropati Diabetik pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di RS Al-Ihsan. Departemen Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung. 6(1), pp. 407–411.

Downloads

Published

2023-12-27

How to Cite

Fikri, E. A., Sulistyani, S. ., Setiawan, I., & Puspitasari, M. . (2023). Hubungan Kadar HbA1c dan Usia dengan Kejadian Neuropati Diabetik pada Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 14(3), 1027–1034. https://doi.org/10.32583/pskm.v14i3.1986