Pengaruh Pemberian Salep Ekstrak Etanol Daun Mangrove Spesies Rhizopora Mucronata terhadap Lama Proses Penyembuhan Luka Bakar Ringan Derajat II pada Mencit Jantan (Mus Musculus)
DOI:
https://doi.org/10.32583/far.v14i2.3839Keywords:
ekstrak mangrove, luka bakar derajat IIAAbstract
Luka bakar adalah kerusakan jaringan yang dapat disebabkan oleh panas, trauma yang merusak dan mempengaruhi berbagai sistem tubuh, terutama pada kulit. Salah satu terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi luka bakar ialah pengobatan herbal seperti tanaman mangrove. Ekstrak daun Rhizophora mucronata mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan tannin yang mempunyai khasiat terhadap penyembuhan luka bakar. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental dengan pendekatan posttest control group. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 24 mencit putih galur DDY yang di pelihara di Animal House Fakultas Kedokteran Unila Tahun 2022. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling di Animal House Fakultas Kedokteran Unila. Mencit diinduksikan luka bakar pada punggungnya dengan lempengan besi yang dipanaskan. Lama proses penyembuhan diamati secara makroskopis dengan melihat penyembuhan luka dengan melihat berapa lama kulit yang terinduksi luka bakar kembali terlihat seperti normal sebelum diinduksikan. Analisis data menggunakan uji One Way ANNOVA yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil analisis statistik bivariat berupa pemberian salep ekstrak mangrove dan lama proses penyembuhan luka bakar menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian salep ekstrak daun mangrove dengan lama proses penyembuhan luka bakar derajat IIA pada punggung mencit dengan nilai p 0,000. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun mangrove spesies Rhizopora mucronata terhadap lama proses penyembuhan luka bakar ringan derajat II pada punggung mencit jantan (Mus musculus).
References
Anggowarsito, J. L. (2014). Luka bakar sudut pandang dermatologi. Jurnal Widya Medika Surabaya, 115-120.
Arif. (2017). Pengaruh madu terhadap luka bakar. Medula, 71 - 74.
Balqis, U. (2016). Efikasi mentimun (Cucumis sativus L.) terhadap percepatan penyembuhan luka bakar (Vulnus combustion) derajat iib pada tikus putih (Rattus norvegicus). Jurnal Medika Veterinaria, 10(2), 90-93.
Balqis, U., Masyitha, D., & Febrina, F. (2014). Proses penyembuhan luka bakar dengan gerusan daun kedondong (Spondias dulcis F.) dan vaselin pada tikus putih (Rattus norvegicus) secara histopatologis. Jurnal Medika Veterinaria, 8(1), 9-14.
Bunman, S., Dumavibhat, N., Chatthanawaree, W., Intalapaporn, S., Thuwachaosuan, T., & Thongcuan, C. (2017). Burn wound healing: Pathophysiology and current management of burn injury. The Bangkok Medical Journal, 13(2), 91-98.
Cobra, L. S., Amini, H. W., & Putri, A. E. (2019). Skrining fitokimia ekstrak sokhletasi rimpang kunyit (Curcuma longa) dengan pelarut etanol 96%. Jurnal Ilmiah Kesehatan Karya Putra Bangsa, 1(1), 12-17.
Dayanti, E. W., Arimbi, Yunita, M. N., Plumeriastuti, H., Purnama, M. E., & Wibawati, P. A. (2021). Efektivitas kitosan dari limbah kulit udang terhadap angiogenesis dalam penyembuhan luka eksisi pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan. Media Kedokteran Hewan, 32(2), 60-69.
Ernawati, & Hasmila, I. (2015). Uji fitokimia dan aktivitas antibakteri senyawa metabolit sekunder ekstrak metanol daun mangrove. Bionature, 98-102.
Genilar, L. A., Kurniawaty, E., Mokhtar, R. A., & Audah, K. A. (2021). Mangroves and their medicinal benefits: a review. Annals of R.S.C.B, 25(4), 695-709.
Handayani, F., & Sentat, T. (2016). Uji aktivitas ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap penyembuhan luka bakar pada kulit mencit putih jantan (Mus musculus). Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 131-142.
Herdawati, T., & Kurniawaty, E. (2019). Sel punca mesenkimal sebagai terobosan terapi pada luka bakar derajat II. Jurnal Majority, 8(2), 299-304.
Kaihena, M., & Luarwan, W. T. (2021). Penyembuhan luka bakar tikus (Rattus norvegicus) pasca diberi gel ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygiu aromaticum L.). Jurnal Kalwedos Sains, 2(1), 34-40.
Kurnianto, S., Kusnanto, & Padoli. (2017). Penyembuhan luka bakar pada tikus putih dengan menggunakan ekstrak daun pegagan (Centella asiatica) 25% dan ekstrak daun petai cina (Leucaena leucocephala) 30%. Jurnal Ilmu Kesehatan, 10(2), 250-255.
Naibaho, O. H., Yamlean, P. V., & Wiyono, W. (2013). Pengaruh basis salep terhadap formulasi sediaan salep ekstrak daun kemangi (Ocinum sanctum L.) pada kulit punggung kelinci yang dibuat infeksi Staphylococcus aureus. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi - Unsrat, 2(2), 27-33.
Natalia, D., Aninjaya, M., & Erika, B. R. (2016). Uji evaluasi salep minyak astiri rimpang lengkuas merah basis lemak dan basis larut air terhadap aktivitas Candida albicans. Jurnal Ilmu Kesehetan STIKES Duta Gama Klaten, 8(2), 1-14.
Novikasari, L., Sanjaya, H., & Setiawati. (2019). Hubungan asupan nutrisi dengan penyembuhan luka post-operatif pada anak di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017. Jurnal Kesehatan, 8(2), 68-75.
Nugraha, A., & Rahayu, U. (2015). Pengaruh pemberian Aloe vera pada pasien luka bakar 'studi literatur'. Medika Cendikia, 73-82.
Rowan, M. P., Cancio, L. C., Elster, E. A., Burmeister, D. M., Rose, L. F., Natesan, S., . . . Christy, R. J. (2015). Burn wound healing and treatment: review and advancements. Critical Care, 19(1), 1-12.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Ephraim Matthew Sebastian Situmorang, Evi Kurniawaty, Nurul Islamy, Andi Nafisah Tendri Adjeng Mallarangeng

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.