Jurnal Farmasetis https://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far <p><img src="blob:https://journal2.stikeskendal.ac.id/d473deb2-89a6-4d3b-b6c2-8384ad235c23" />Jurnal farmasetis merupakan bagian integral dari jurnal yang diterbitkan oleh LPPM STIKES Kendal. Jurnal farmasetis berfokus pada topik teknologi farmasi, manajemen, farmasi sosial, obat tradisional, dan farmakologi yang mencakup 17 pilar meliputi: <em>Pengelolaan resep, Swamedikasi, Manajemen pengelolaan resep, Manajemen rumah sakit, Manajemen apotek, Identifikasi dan determinasi tanaman obat, Standarisasi simplisia tanaman obat, Standarisasi ekstrak tanaman obat, Teknik ekstraksiTeknik isolasi dan pemurnian bahan aktif atau kandungan kimia tanaman obat, Identifikasi dan elusidasi bahan aktif atau bahan kandungan kimia tanaman obat, Semisintesis senyawa bahan bioaktif, Formulasi sediaan obat bahan alam dan studi farmasetiknya, Studi biovialibilitas sediaan obat bahan alam, Uji aktivitas preklinik obat bahan alam : secara in vitro dan in vivo, Uji toksisistas, uji teratogenik dan uji mutagenik, Uji Klinik</em>. Penulis jurnal berasal dari tenaga kesehatan, dosen, mahasiswa, peneliti yang tertarik dalam bidang farmasi. Jurnal diterbitkan pertama kali sejak Juni tahun 2011, dan terbit dengan ISSN versi cetak pada Volume 2 No 1 Juni 2012 dan ISSN versi online pada Volume 6 No 1 Mei 2017. Jurnal farmasetis terbit 2 kali dalam setahun yaitu bulan Mei dan November.</p> LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal en-US Jurnal Farmasetis 2252-9721 Studi Docking Molekuler Senyawa Turunan Acetoxychavicol Acetat (ACA) pada Protein Target ER-α, ER-β, dan HER-2 sebagai Agen Sitotoksik https://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/2318 <p>Kanker merupakan penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan sel yang tidak terkendali yang tumbuh secara abnormal serta merusak bentuk dan fungsi awalnya. Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang banyak terjadi dan sering menyebabkan kematian akibat kanker pada wanita. Senyawa <em>Acetoxychavicol Acetate</em> (ACA) merupakan senyawa yang memiliki aktifitas sebagai zat antikanker yang kuat terhadap beberapa sel kanker. Senyawa ACA ini diketahui dapat menyebabkan apoptosis dan penurunan aktivitas proliferasi sel kanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi yang terbentuk antara senyawa turunan ACA terhadap protein kanker secara in silico dengan metode docking molekuler. Senyawa uji turunan ACA yang digunakan adalah senyawa PDP (<em>4-[(3E)-penta-1,3-dien-3-yl]pheno</em><em>l</em>) dan senyawa BEP (<em>4-[(E)-but-2-en-2-yl]phenol</em>), lalu tambahan senyawa asli ACA dan obat kanker doxorubisin sebagai uji pembanding. Docking molekuler dilakukan dengan beberapa tahapan seperti validasi metode, optimasi struktur senyawa turunan ACA 3D, dan docking antara senyawa turunan ACA dengan protein ER-α, ER-β dan HER-2. Dengan menggunakan parameter docking score (energi ikatan) semakin rendah nilai energi ikatan maka semakin kuat dan stabil ikatan yang terjadi. Hasil docking energi ikatan senyawa PDP dengan protein ER- α, ER- β dan HER-2 secara berturut-turut adalah -6.3, -6.6, dan -6.9. Nilai energi ikatan senyawa BEP secara berturut-turut adalah -6.3, -6.5, dan -6.8. Hasil RMSD senyawa PDP berturut-turut 1.90, 0.55, 3.62 dan senyawa BEP berturut-turut 0.01, 0.53, 2.88. Hasil RMSD tersebut menunjukkan bahwa senyawa <em>4-[(3E)-penta-1,3-dien-3-yl]phenol)</em> dan (<em>4-[(E)-but-2-en-2-yl]phenol</em>) memiliki potensi sebagai agen antikanker payudara pada protein ER-α dan ER-β sedangkan pada protein HER-2 tidak memenuhi syarat karena nilai RMSD yang diperoleh diatas 2 Å.</p> Aldi Waskito Nugroho Ahmad Fauzi Copyright (c) 2024 Aldi Waskito Nugroho, Ahmad Fauzi https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-08-01 2024-08-01 13 3 111 122 10.32583/far.v13i3.2318 Analisis Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Senduduk https://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/2093 <p>Daun senduduk adalah tanaman gulma yang sering ditemukan di perkebunan, juga merupakan salah satu tanaman yang mulai digunakan sebagai pengobatan tradisional atau herbal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang ditemukan dalam daun senduduk. Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara adalah tempat penelitian ini dilakukan, dan metode pengujian laboratorium digunakan. Metode maserasi menggunakan etanol 96% untuk mengekstrak daun senduduk. Proses ini dilakukan dalam dua tahap. 100 gram simplisia dicampur dengan etanol 96% dalam 1000 mililiter atau dengan perbandingan 1:10 dan diendam selama 24 jam. Setelah itu, residu di rendam kembali dengan etanol 96% dalam 500 mililiter atau dengan perbandingan 1:5. Setelah filtrat dari maserasi pertama dan kedua digabungkan, mereka diuapkan dalam vacuum rotary. Hasil uji menyatakan ekstrak daun senduduk mengandung Alkaloid (+++), Flavonoid (+), Tanin (+), Saponin (+), Terpenoid (+), dan Steroid (+).</p> Eqlima Elfira Nurbaiti Nurbaiti Febrina Oktavinola Kaban Diah Lestari Nasution Copyright (c) 2024 Eqlima Elfira, Nurbaiti Nurbaiti, Febrina Oktavinola Kaban, Diah Lestari Nasution https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2023-08-28 2023-08-28 13 3 129 138 10.32583/far.v13i3.2093 Studi Kasus Neurodermatitis pada Lansia dan Tata Laksana di Tempat Praktik Dokter Mandiri https://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/3178 <p>Neurodermatitis atau disebut dengan <em>lichen simplex chronicus</em> merupakan penyakit kulit yang dirasakan penderitanya dengan rasa gatal, sehingga sering terjadi iritasi bahkan luka lecet akibat garukan. Lokasi tersering berada di kulit kepala, tengkuk, bahu, siku dan pergelangan tangan dan kaki. Tujuan penelitian ini yaitu melakukan analis studi kasus neurodermatitis pada lansia dan tata laksana di tempat praktik dokter mandir. Tempat dokter praktik mandiri menjadi tempat penderita periksa dan berobat. Kasus pada Tn. S usia 70 tahun datang dengan keluhan gatal di bagian tengkuk, bahu, lengan kanan dan kiri, punggung tangan kanan dan kiri, lebih dari 1 tahun menderita sakit seperti ini, Pasien sudah sering berobat di layanan primer, dan membeli salep di apotek tetapi belum membaik. Kulit tampak putih menebal, luka bekas garukan Memburuk setelah seharian bekerja di sawah, mempunyai Mempunyai riwayat penyakit dahulu hipertensi, pasien merasakan emosi menjadi labil dan perasaan menarik diri. Setelah dilakukan pemeriksaan, didiagnosis dan diberikan terapi farmakologi oral dan topikal, pelembab kulit, sabun berbahan dasar zaitun, perawatan luka lecet menggunakan NaCl dan betadine cair serta diedukasi pada pertemuan pertama dan kedua pasien sudah sangat mengalami perkembangan yang baik, kulit halus dan penebalan kulit tidak tampak, gatal menghilang, warna kulit yang putih memudar.</p> Titik Kusumawinakhyu Copyright (c) 2024 Titik Kusumawinakhyu https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2023-08-28 2023-08-28 13 3 147 152 10.32583/far.v13i3.3178 Hubungan Lama Terapi dengan Efek Samping Pengobatan TB-MDR https://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/2467 <p>Tuberkulosis <em>Multi Drug Resistance </em>(TB-MDR) merupakan salah satu penyakit yang membutuhkan waktu terapi yang lama (18-24 bulan) dengan efek samping yang banyak. Efek samping yang dialami pasien yaitu artralgia, mual dan muntah, renal, gangguan pendengaran, gangguan tidur, gangguan psikiatri, hipokalemia, hiperurisemia, diare dan nyeri. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan lama terapi dengan efek samping pengobatan TB-MDR. Penelitian ini dilakukan di RSUD Cilacap dengan desain penelitian observasional deskriptif. Pemilihan subyek penelitian menggunakan populasi pasien dengan diagnosa TB-MDR yang sesuai dengan kriteria inklusi serta pasien yang mengalami efek samping OAT selama menjalani terapi. Responden yang memenuhi kriteria inklusi ada 49 responden. Pengambilan data secara retrospektif dengan uji <em>Fisher Exact</em><strong>. </strong>Lama pengobatan dibagi menjadi pengobatan jangka menengah kurang dari 12 bulan dan pengobatan jangka panjang lebih dari 12 bulan, dengan tingkat efek samping ringan dan berat, didapat 6 pasien jangka menegah (66,7%) dengan efek samping ringan dan sebanyak 3 pasien (33,3%) yang mengalami efek samping berat, 11 pasien jangka panjang (27,5%) dengan efek samping ringan dan 29 pasien (72,5%) dengan efek samping berat. Analisis dengan uji Fisher Exact menunjukkan terdapat hubungan antara lama terapi dengan efek samping obat (p=0,049).</p> Triyo Nova Bambang Purwoko Fa’iq Hanif Mubarok Copyright (c) 2024 Triyo Nova, Bambang Purwoko, Fa’iq Hanif Mubarok https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-08-30 2024-08-30 13 3 123 128 Studi Docking Molekuler Senyawa [(5-prop-2-enylpyrimidin-2-yl) propanoate] dan [4-((1e)-buta-1,3-dienyl)phenol] Terhadap Protein Er-Α, Er-Β, dan IKK sebagai Agen Sitotoksik https://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/2316 <p>Kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang tergolong penyakit tidak menular dan kasusnya terus bertambah. Kanker payudara sering ditemukan pada wanita di seluruh dunia. 1’-Acetoxychavicol acetate (ACA) adalah fenilpropanoid dalam rimpang spesies jahe Alpinia. ACA menunjukkan aktivitas sitotoksik pada berbagai lini sel tumor, salah satunya MCF7 (sel kanker payudara) dengan nilai IC50 berkisar antara 5 - 50 μM tanpa toksisitas terhadap sel normal. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengetahui senyawa turunan ACA memiliki aktivitas antikanker terhadap protein kanker payudara secara in silico dengan docking molekuler. Protein target yang digunakan adalah ER-α, ER-β, dan IKK. Senyawa uji yang digunakan adalah senyawa 1 [(5-prop-2-enylpyrimidin-2-yl) propanoate], senyawa 2 [4-((1e)-buta-1,3-dienyl)phenol], lalu terdapat tambahan doksorubisin (sebagai kontrol positif), dan metformin (sebagai kontrol negatif). Parameter docking berupa nilai afinitas, semakin kuat ikatan ligan terhadap reseptor, maka semakin baik prediksi docking molekuler dinyatakan dengan nilai afinitas ikatan yang semakin kecil. Parameter lain yaitu nilai Root Mean Square Deviation (RMSD). Pengujian dinyatakan valid ketika hasil RMSD ≤ 2 Å. Dilakukan visualisasi juga yang menghasilkan interaksi antara residu asam amino dengan ligan. Hasil nilai afinitas senyawa 1 dengan protein ER-α, ER-β, dan IKK berturut-turut -6.3 kkal/mol, -6.2 kkal/mol, dan -5.8 kkal/mol. Pada senyawa 2 berturut-turut -5.7 kkal/mol, -6.2 kkal/mol, dan -6.8 kkal/mol. Hasil RMSD senyawa 1 berturut-turut 0.587 <strong>Å</strong>, 1.15<strong> Å</strong>, 1.047<strong> Å</strong> dan senyawa 2 berturut-turut 0.177<strong> Å</strong>, 1.146<strong> Å</strong>, 1.295<strong> Å</strong>. Hasil visualisasi pada senyawa 1 dan senyawa 2 menunjukkan kemiripan dengan doksorubisin (kontrol positif). Hasil tersebut menandakan senyawa 1 [(5-prop-2-enylpyrimidin-2-yl) propanoate] dan senyawa 2 [4-((1e)-buta-1,3-dienyl)phenol] berpotensi sebagai agen antikanker payudara.</p> Fathan Taqwim Hindami Muhammad Da’i Ahmad Fauzi Febri Wulandari Copyright (c) 2024 Fathan Taqwim Hindami, Muhammad Da’i, Ahmad Fauzi, Febri Wulandari https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-08-01 2024-08-01 13 3 99 110 10.32583/far.v13i3.2316 Uji Aktivitas Antibakteri Propionibacterium Acnes dari Kombinasi Ekstrak Daun Cantigi (Vaccinium Varingiaefolium) dan Ekstrak Daun Pacar Kuku (Lawsonia Inermis Linn) https://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/2545 <p>Secara tradisional daun cantigi (Vaccinium varingiaefolium) digunakan untuk menyembuhkan luka, bengkak, terbakar, nyeri, bisul, serta berfungsi sebagai analgesic, anti radang, dan mengatasi keriput halus. Pacar kuku (Lawsonia inermis Linn) yang mengandung senyawa glikosida, steroid, fitosterol, saponin, tanin, dan flavonoid yang dilaporkan mempunyai manfaat untuk mengatasi bisul, kudis, sakit kepala, sakit pinggang, dan dapat mempercepat pertumbuhan rambut. Jerawat merupakan gangguan pada kulit dengan ditandai adanya peradangan yang disertai penyumbatan pada saluran kelenjar minyak di dalam kulit sehingga memicu peningkatan produksi sebum. Bahan alam yang dapat digunakan sebagai antibakteri terhadap P. acne yaitu cantigi (Vaccinium varingiaefolium) dan pacar kuku (Lawsonia inermis Linn). Daun cantigi dan daun pacar kuku dimaserasi dengan metode maserasi kinetic dengan penyaringan berulang pada pelarut etanol 70%. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula ekstrak anti jerawat yang meliputi pengujian terdahap konsentrasi hambat minimun (KHM) secara dilusi, diameter daya hambat (DDH) secara difusi sumuran. Hasil skrining fitokimia ekstrak daun cantigi dan daun pacar kuku memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid dan fenol. Penelitian ini menunjukan hasil aktivitas antibakteri pada konsentrasi hambat minimum ekstrak daun cantigi sebesar 7% dan ekstrak daun pacar kuku sebesar 6%. Ekstrak tunggal daun cantigi dan daun pacar kuku memiliki aktivitas antibakteri yang kuat pada konsentrasi 80% dengan diameter daya hambat berturut -turut sebesar 13,3± 0,28 mm dan 13,3 ± 0,35 mm. Dari hasil kombinasi ekstrak daun cantigi dan daun pacar kuku diketahui merupakan kombinasi yang sinergis dengan perbandingan yang paling besar yaitu 1 EDC dan EDPK 2. Dengan nilai diameter daya hambat sebesar 10,7 ± 0,49 mm.</p> Mokhamad Mahroji Nia Marlina Kurnia Rizal Maulana Hasby Arif Hidayat Adi Setiadi Copyright (c) 2024 Mokhamad Mahroji, Nia Marlina Kurnia, Rizal Maulana Hasby, Arif Hidayat, Adi Setiadi https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-08-30 2024-08-30 13 3 139 146