Perbedaan Kadar Vitamin C pada Terong Belanda (Solanum Betaceum Cav.) Segar dan Rebusan secara Spektrofotometri Visibel

Authors

  • Risma Amanda Putri Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional
  • Novena Yety Lindawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional

DOI:

https://doi.org/10.32583/far.v12i4.1191

Keywords:

spektrofotometri visibel, terong belanda, vitamin C

Abstract

Terong belanda merupakan salah satu jenis buah yang memiliki kandungan vitamin C yang merupakan salah satu zat antioksidan yang kuat. Dalam pengolahannya sering kali direbus atau dimakan langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin C dari terong belanda segar dan rebus yaitu dengan lama perebusan 5 menit. Uji kualitatif menggunakan pereaksi Fehling A dan Fehling B menghasilkan endapan merah bata, pereaksi iodium menghasilkan warna dari iodium hilang serta pereaksi ammonium molibdat dengan menunjukkan hasil berwarna biru molibden yang bermakna positif mengandung vitamin C. Uji kuantitatif dilakukan secara Spektrofotometri Visibel dengan panjang gelombang 568,0 nm dan operating time menit ke-25. Hasil dari uji kuantitatif rata-rata kadar vitamin C pada terong belanda segar 11,05 mg/100 g dengan nilai%KV 0,5040% dan untuk terong belanda rebus memiliki rata-rata kadar 4,67 mg/100 g dengan nilai %KV 0,1241%. Pada uji independent t-test, menunjukkan hasil nilai signifikansi kurang dari 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan kadar vitamin C antara terong belanda segar dan kadar vitamin C terong belanda rebus.

References

Adelina, R., Noorhadi., Annasary, Mustofa. 2013. Perebusan dan penumisan menurunkan kandungan beta karoten dalam wortel, Jurnal Dietetik Indonesia, 177), 164-168.

A’ini, Siska Nur dan Dhurhania, Crescentiana Emy. 2013. Analisis Kadar Vitamin C pada Kubis Merah Brassica oleracea L. Var capitata) yang dibuat Jus dengan Variasi Lama Penyimpanan, Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 6(2), 215-222.

Alianto, dkk., 2009. Measurement of Dissolved Inorganic Nutrient in Euphotic Zone the Banten Bay, Indo J Chem, 9(2), 217-225.

Anonim. 2013. Petunjuk Operasional Penerapan CPOB, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Ardhista, dkk. 2020. Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat, Jurnal Sainteks, 17(1), 45-52.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Hasan, dkk. 2021. Pemberian Terapi Vitamin C pada Covid-19, Jurnal Pandu Husada, 74-83.

Hasan, M. eit al. 2021. Peimbeirian Teirapi Vitamin C pada COiVID-19, Artikeil Peineilitian, Peindidikan Doikteir Univeirsitas Muhammadiyah Surabaya.

Jhon, dkk. 2015. Optimasi Jenis dan Konsentrasi Asam pada Hidrolisis Selulosa dalam Tongkol Jagung, Jurnal Untan, 4(4), 66-71.

Kamri, A.M., Abidin Z., Sadjidin, S., dan Naid, T. 2019. Analisis Kadar Vitamin C pada Buah Deilima (Punica granatum L.) Meirah dan Putih seicara Speiktroifoitoimeitri UV-Vis, Windoiw oif Heialth : Jurnal Keiseihatan, 2(2), 156-160.

Kumalaningsih, Sri dan Suprayoigi. 2006. Tamarilloi (Teirung Beilanda) Tanaman Beirkhasiat Peinyeidia Antioiksidan Alami. Surabaya: Trubus Agrisarana.

Leni, dkk. 2014. Karakteristik Visiko-kimia dan Sensorik Jus Ekstrak Buah Salak (Salacca edulis Reinw) Varieties Bongkok, Jurnal Chimica et natura acta,2(2), 126-130.

Meiilani, Safira Roisa. 2020. Veirifikasi Meitoidei Peineintuan Foisfat dalam Air Peirmukaan Meinggunakan Speiktroifoitoimeiteir UV-Vis di PT Karsa Buana Leistari, Lapoiran Tugas Akhir, Univeirsitas Islam Indoineisia Yoigyakarta.

Oisoirioi, C., Hurtadoi, N., Dawid, C., Hoifmann, T., Heireidia-Mira, F. J., & Moiraleis, A.L. 2012. Cheimical characteirisatioin oif anathoicyanins in tamarilloi (Soilanum beitaceium Cav.) and andeis beirry (Rubus flaucus Beinth.) fruits. Foioid Cheimistry, 132(4), 1915-1921.

Prastyo dan Rahayoe, Ani Sri. 2018. Penyaringan Metode Buchner sebagai Alternatif Pengganti Penyaringan Sederhana pada Percobaan Adsorbsi dalam Praktikum Kimia Fisika, Indonesian Journal of Laboratory, 1(1), 23-27.

Puspitasari, 2009, Kualitas Kefir dengan Penambahan Tepung Daun Stevia (Stevia Rebaudiana Bertoni) sebagai Pemanis Alami, Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, 13(2), 24-36.

Rauf, Rusdin. 2015. Kimia Pangan, Yogyakarta: Andi ofset. ISBN: 978-979-29-5203-2.

Seityoiningsih, H. eit al. 2021. Peinggunaan Vitamin untuk Meiningkatkan Imunitas Tubuh di Masa Pandeimi, Jurnal Peingabdian Keiseihatan, 4(2), 136–150.

Sianturi, Rektor. 2022. Uji homogenitas sebagai syarat pengujian analisis, Jurnal Pendidikan Sains, Sosial dan Agama, 8(1), 386-397.

Sintia, dkk. 2022. Perbandingan Tingkat Konsistensi Uji Distribusi Normalitas pada Kasus Tingkat Pengangguran di Jawa, Jurnal fmipa unmul, 2(2), 322-333.

Sudjarwoi. 2017. Oiptimizatioin and Validatioin oif Visiblei-Speichtroiphoitoimeitry Meithoid foir Deiteirminatioin Ascoirbic Acid in Jeiruk Bali (Citrus maxima) Fruit froim Indoineisia, Inteirnatioinal Joiurnal oif Pharmaceiutical Quality Assurancei, 8(2), 44-48.

Suharyanto dan Prima, Dela Anding Nadia. 2020. Penetapan Kadar Flavonoid Total pada Juice Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) yang Berpotensi sebagai Hepatoprotektor dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis, Cendekia Journal of Pharmacy, 4(2), 110-119.

Spektrofotometri Uv-Vis, Jurnal Ilmiah Farmasi,7(3), 32-41.

Tahir, dkk. 2016. Analisis Kandungan Vitamin C dan β-Karoitein dalam Daun Keiloir (Moiringa oileiifeira Lam.) deingan Meitoidei

Speiktroifoitoimeitri Uv-Vis, Jurnal Fitoifarmaka Indoineisia, 3(1), 135-140.

Widiastuti dan Aini, Fitria. 2008. Penetapan Kadar Besi (Fe) pada Bayam Hijau, Bayam Raja dan Bayam Duri di Pasar Mojosongo, Artikel Penelitian, Jurusan Analis Kimia Fakultas Teknik Universitas Setia Budi Surakarta.

Sukmawati, dkk. 2018. Optimasi dan Validasi Metode Analisis dalam Penentuan Kandungan Total Flavonoid pada Ekstrak Daun Gedi Hijau (Abelmoscus manihot L.) yang diukur menggunakan

Downloads

Published

2023-09-01

How to Cite

Putri, R. A. ., & Lindawati, N. Y. (2023). Perbedaan Kadar Vitamin C pada Terong Belanda (Solanum Betaceum Cav.) Segar dan Rebusan secara Spektrofotometri Visibel. Jurnal Farmasetis, 12(4), 393–402. https://doi.org/10.32583/far.v12i4.1191