Penggunaan Antibiotik Pra Operatif pada Kasus Appendicitis

Authors

  • Raihan Al Rasyid Universitas Muhammadiyah Palangka Raya
  • Evi Mulyani Universitas Muhammadiyah Palangka Raya

DOI:

https://doi.org/10.32583/far.v14i1.3621

Keywords:

antibiotik pra-operatif, appendicitis, ceftriaxone, resistensi antibiotik

Abstract

Penggunaan antibiotik secara rasional menjadi isu penting dalam penanganan kasus appendicitis untuk mencegah resistensi dan infeksi luka pascaoperasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola penggunaan antibiotik pra-operatif pada pasien appendicitis di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya selama periode Januari hingga Juni 2024. Penelitian deskriptif kuantitatif dilakukan menggunakan data rekam medis pasien rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang dikumpulkan meliputi jenis antibiotik, golongan, rute pemberian, dan bentuk sediaan, kemudian dianalisis berdasarkan persentase. Hasil menunjukkan mayoritas pasien berusia 17–25 tahun (73%) dan didominasi perempuan (82%). Cefixime dari golongan sefalosporin generasi ketiga merupakan antibiotik yang paling sering digunakan (41%), diikuti ceftriaxone (33%), moxifloxacin (8%), dan framycetin sulfate (18%). Sebagian besar antibiotik diberikan melalui rute oral (44%), diikuti parenteral (37%) dan topikal (19%). Penelitian ini menunjukkan pentingnya penggunaan antibiotik secara rasional sesuai pedoman klinis untuk mengurangi resistensi dan meningkatkan kualitas terapi.

References

Analisis, J., Politeknik, K., & Tanjungkarang, K (2014). Resistensi Bakteri Gram Positif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung Tahun 2012-2014. 5(1), 467- 474.

Andini, S., Rahayu, D. A., & Permatasari, D. (2022). Efektivitas penggunaan antibiotik seftriakson pada pasien apendisitis di Rumah Sakit Umum. Jurnal Farmasains dan Kesehatan, 9(2), 123- 131.

Anggraini, W., Wiraningtias, N. B., Inayatilah, F. R., & Indrawijaya, Y. Y. A. (2018). Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien pascabedah apendisitis akut di RSUD Kabupaten Pasuruan tahun 2018. Pharmaceutical Journal of Indonesia, 6(1), 15–20.

Attwood, D. (2012). Surfactant systems: their chemistry, pharmacy and biology. Springer Science & Business Media.

Bunicardi, F. C., Andersen, D. K., Billiar, T. R., Dunn, D. L., Hunter, J. G., & Matthews, J. B. (2010). Schwartz’s principles of surgery. Gasim Soka, B. (2023). Evaluasi pola penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien apendisitis menggunakan metode ATC/DDD. Jurnal Farmasi Tinctura, 5(1), 26–34.

Gasim Soka, B. (2023). Evaluasi pola penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien apendisitis menggunakan metode ATC/DDD. Jurnal Farmasi Tinctura, 5(1), 26–34.

Insani, N., Paska, F. T., Noviyanto, F., & Kholifah, E. (2024). Analisis penggunaan antibiotik pada pasien poli bedah ortopedi rawat jalan di RSUD Dr. Drajat Prawiranegara. Parapemikir: Jurnal Ilmiah Farmasi, 13(2), 222–227.

Katzung, B.G., Masters, S.B., & Trevor, A.J. (2012) Basic & Clinical Pharmacology. 12 th Edition. The Mc-Graw-Hill, London. halm 799-800

Kemenkes RI. (2021). Pedoman penggunaan antibiotik. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Munisih, S., Setiawati, M. C. N., Wulan, A. H., & Sanggarwati, S. (2024). Evaluasi penggunaan ceftriaxone pada pasien ICU di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang. Parapemikir: Jurnal Ilmiah Farmasi, 13(3), 277–281

Prasetya, A., & Nugraha, F. (2021). Analisis penggunaan antibiotik profilaksis pada prosedur apendektomi di Rumah Sakit. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Farmasi, 10(3), 45-56.

Ramadhani, G. R. P., Intannia, D., & Jenah, R. A. (2021). Evaluasi penggunaan antibiotik berdasarkan tepat obat dan tepat dosis pada pasien appendicitis rawat inap di RSUD “X”. Farmasains, 8(2), 77–80. McGraw Hill Education.

Sander, J. (2012). Pharmacokinetics of antibiotics in critical illness. International Journal of Antimicrobial Agents, 38(1), 1–9.

Sani, N., Febriyani, A., & Hermina, Y. F. (2020). Karakteristik Pasien Apendisitis Akut di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Malahayati Nursing Journal, 2(3), 577–586

Waledziak, M., Lasek, A., Kowalik, M., & Andrzejewska, A. (2019). Risk factors of appendiceal perforation in the laparoscopic era. International Journal of Surgery, 71, 155–161.

WHO. (2012). Guidelines for ATC classification and DDD assignment. Norwegian Institute of Public Health, Oslo. Retrieved April 16, 2020, from https://www.whocc.no

Wulandani, E., et al. (2021). Gambaran penggunaan antibiotik pada pasien bedah orthopedi di Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Januari–Juli 2019. Indonesian Journal of Infectious Diseases, 7(1).

Zulfikar, F., Budi, P., & Wiratmo. (2015). Studi Penggunaan Antibiotik pada Kasus Bedah Apendiks di Instalasi Rawat Inap RSD dr.Soebandi Jember Tahun 2013. 3(1), 44–49.

Downloads

Published

2025-02-28

How to Cite

Al Rasyid, R. ., & Mulyani, E. . (2025). Penggunaan Antibiotik Pra Operatif pada Kasus Appendicitis. Jurnal Farmasetis, 14(1), 9–14. https://doi.org/10.32583/far.v14i1.3621