Jurnal Farmasetis http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far <p><img src="blob:https://journal2.stikeskendal.ac.id/d473deb2-89a6-4d3b-b6c2-8384ad235c23" />Jurnal farmasetis merupakan bagian integral dari jurnal yang diterbitkan oleh LPPM STIKES Kendal. Jurnal farmasetis berfokus pada topik teknologi farmasi, manajemen, farmasi sosial, obat tradisional, dan farmakologi yang mencakup 17 pilar meliputi: <em>Pengelolaan resep, Swamedikasi, Manajemen pengelolaan resep, Manajemen rumah sakit, Manajemen apotek, Identifikasi dan determinasi tanaman obat, Standarisasi simplisia tanaman obat, Standarisasi ekstrak tanaman obat, Teknik ekstraksiTeknik isolasi dan pemurnian bahan aktif atau kandungan kimia tanaman obat, Identifikasi dan elusidasi bahan aktif atau bahan kandungan kimia tanaman obat, Semisintesis senyawa bahan bioaktif, Formulasi sediaan obat bahan alam dan studi farmasetiknya, Studi biovialibilitas sediaan obat bahan alam, Uji aktivitas preklinik obat bahan alam : secara in vitro dan in vivo, Uji toksisistas, uji teratogenik dan uji mutagenik, Uji Klinik</em>. Penulis jurnal berasal dari tenaga kesehatan, dosen, mahasiswa, peneliti yang tertarik dalam bidang farmasi. Jurnal diterbitkan pertama kali sejak Juni tahun 2011, dan terbit dengan ISSN versi cetak pada Volume 2 No 1 Juni 2012 dan ISSN versi online pada Volume 6 No 1 Mei 2017. Jurnal farmasetis terbit 2 kali dalam setahun yaitu bulan Mei dan November.</p> en-US livana.ph@gmail.com (Livana PH) donayanuar@stikeskendal.ac.id (Dona Yanuar Agus Santoso) Tue, 26 Nov 2024 23:46:10 +0000 OJS 3.3.0.10 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Uji Fitokimia Ekstrak Gliserin Buah Tomat http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/3555 <p>Tomat merupakan buah yang banyak dibudidayakan di Indonesia, tomat mengandung berbagai senyawa yang berguna bagi manusia, baik untuk kesehatan, kecantikan dan sebagainya. Ekstraksi merupakan proses penyarian senyawa berdasarkan perbedaan kelarutannya, biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut organik seperti air, etanol dan gliserin. Ekstrak gliserin biasa dilakukan untuk mendapatkan ekstrak pada kosmetik. Penelitian ini bertujuan melakukan uji fitokimia ekstrak gliserin buah tomat. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi maserasi menggunakan pelarut gliserin, hasil ekstraksi kemudian dilakukan uji fitokimia meliputi uji alkaloid, flavonoid, polifenol, tannin, saponin, steroid, glikosida, triterpenoid dan minyak atsiri. Data dianalisis dengan metode observasional berupa reaksi perubahan warna kemudian, data disajikan dalam bentuk tabel. Hasil menunjukan ekstrak gliserin buah tomat positif mengandung minyak atsiri, triterpenoid, alkaloid, steroid, flavonoid dan polifenol. Gliserin dapat digunakan untuk mengekstraksi buah tomat, dengan tiga gugus hidroksilnya gliserin mampu menyari senyawa polar hingga semipolar, ekstrak gliserin tomat yang dihasilkan berupa cairan kental, berwarna merah tua, beraroma khas tomat, rasa sedikit manis diikuti sensasi kental di lidah, sedikit lengket, yang meninggalkan bekas dikulit, ekstrak gliserin buah tomat menunjukan hasil positif dalam penapisan fitokimia.</p> Muhamad Fauzi Ramadhan, Supriani Supriani, Marriska Setyaningsih, Khusnul Khotimah Copyright (c) 2024 Muhamad Fauzi Ramadhan, Supriani Supriani, Marriska Setyaningsih, Khusnul Khotimah https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/3555 Sat, 30 Nov 2024 00:00:00 +0000 Uji Aktivitas Antiglikasi Granul Effervescent Kombinasi Ekstrak Brokoli (Brassica oleracea var. Italica) dan Buah Pare (Momordica charantia L) http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/2543 <p>Glikasi adalah reaksi non-enzimatik antara gugus amino bebas dan gugus karbonil gula pereduksi membentuk Advanced Glycation End Products sebagai produk akhir. Terjadinya glikasi disebabkan oleh hiperglikemia .Antiglikasi merupakan zat yang dapat menghambat terjadinya reaksi glikasi . Ekstrak Brokoli (<em>Brassica oleracea</em> <em>var. Italica</em>) .dan buah Pare dapat penghambat pembentukan AGEs sehingga berpotensi sebagai Antiglikasi dari bahan alam. Penggunaan bahan alam sebagai zat aktif dalam pembuatan produk harus diformulasikan dengan baik supaya dapat meningkatkan ketertarikan dan kemudahan dalam penggunaannya oleh masyarakat. Formulasi <em>granul effervescent</em> menghasilkan efek karbonisasi yang memberikan kesegaran dan dapat menutupi rasa khas dari kedua bahan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Aktivitas Antiglikasi Granul Effervescent Kombinasi Ekstrak Brokoli (<em>Brassica oleracea var. Italica</em>) dan Buah Pare (<em>Momordica charantia</em> L). Metode penelitian dilakukan dengan cara maserasi menggunakan etanol 70%. Hasil ekstrak kental yang telah didapatkan dilanjutkan dengan formulasi granul effervescent dengan tiga kombinasi yang berbeda-beda yaitu formula satu 5%, formula dua 7,5% dan formula tiga 10%. Penentuan Aktivitas Antiglikasi dilakukan dengan metode Spektrofofometri pada panjang gelombang 450 nm dengan IC<sub>50</sub> sebagai besaran penunjuk. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa antiglikasi formula 1 didapatkan IC<sub>50</sub> 120,325 ppm, formula dua IC<sub>50 </sub>95,3184 ppm dan formula tiga dengan IC<sub>50</sub> 82,8158 ppm.</p> <p> </p> Suharyanto Suharyanto, Dzaki Fikri, Hartono Hartono Copyright (c) 2024 Suharyanto Suharyanto, Dzaki Fikri, Hartono Hartono https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/2543 Wed, 27 Nov 2024 00:00:00 +0000 Studi Etnobotani Tanaman Berkhasiat Obat untuk Pengobatan Tradisional http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/2343 <p>Etnobotani merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanaman dan interaksi antara manusia dan sumber daya tanaman yang digunakan oleh manusia. Tanaman berkhasiat obat merupakan tanaman yang digunakan untuk obat, baik yang ditanam secara langsung maupun secara liar berdasarkan pengalaman dengan bagian-bagian tanaman yang dapat digunakan antara lain akar, batang, biji, buah, bunga, daun, kulit, rimpang, seluruh bagian, dan umbi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, khasiat, dan cara pengolahan tanaman berkhasiat obat oleh masyarakat Desa Pekuncen. Penelitian dilakukan di Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas. Jenis penelitian Deskriptif Kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara dengan mendiskripsikan hasil pengamatan tentang pemanfaatan tanaman berkhasiat obat<strong>. </strong>Sampel yang digunakan sebanyak 95 orang responden dari masyarakat Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas dengan teknik <em>purposive sampling. </em>Responden terdiri dari terdiri dari dukun bayi, dukun pijat, orang yang dituakan atau sesepuh desa, penjual jamu, dan masyarakat umum. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, terdapat 101 jenis tanaman berkhasiat obat yang digunakan oleh masyarakat. Jenis tanaman yang sering digunakan adalah kunyit 9,51%. Jenis penyakit banyak dijumpai oleh masyarakat diantaranya batuk, maag, demam, diare, pegal-pegal, hipertensi dan asam urat. Pengolahan tanaman yang sering dilakukan adalah direbus 56,64%.</p> Sri Anti, Iva Rinia Dewi, Supriani Supriani, Rofik Kholid, Indira Pipit Miranti, Muhamad Fauzi Ramadhan Copyright (c) 2024 Sri Anti, Iva Rinia Dewi, Supriani Supriani, Rofik Kholid, Indira Pipit Miranti, Muh. Fauzi Ramadhan https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/2343 Thu, 28 Nov 2024 00:00:00 +0000 Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat dengan Kejadian Multidrug Resistant pada Pasien TB Paru http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/3562 <p>Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat khususnya dinegara berkembang. Masalah yang dihadapi berhubungan dengan penyakit, penemuan, pengobatan, dan juga kegagalan pengobatan. <em>Multidrug Resistant Tuberculosis</em> (MDR-TB) merupakan suatu permasalahan yang menjadi hambatan utama dunia dalam pemberantasan TB. Tujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kepatuhan minum obat dengan kejadian <em>multidrug resistant</em> pada pasien TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Malang. Metode kuantitatif menggunakan desain <em>cross sectional</em>. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Malang RT 1 dan 2 dengan lama Penelitian 2 minggu dari tanggal 8-20 Juli 2024. Jumlah sampel 30 metode menggunakan <em>purposive sampling. </em>Kuesioner menggunakan MMAS-8. Analisis menggunakan uji kolerasi <em>Sperman Rho</em>. Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (70%) dengan pendidikan SMA (36,7%). Satus pekerjaan terbanyak seimbang antara tidak bekerja (33.3%) dan buruh (33.3%). Penghasilan terbanyak &gt;1.5 juta (66.7%), sedangkan data tingkat kepatuhan minum obat terbanyak masuk dalam kategori rendah (43.3%) dan responden yang paling banyak adalah mengalami kejadian <em>multidrug resistant</em> (56.7%). Uji <em>Spearman Rank </em>menunjukan nilai yang signifikan sebesar 0.000. Terdapat hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat dengan Kejadian <em>Multidrug </em>Resistant Pada Pasien TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Malang.</p> <p> </p> Abdi Taofan Heryadi, Angga Irawan, Subhannur Rahman Copyright (c) 2024 Abdi Taofan Heryadi, Angga Irawan, Subhannur Rahman https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/3562 Sat, 30 Nov 2024 00:00:00 +0000 Uji Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella Asiatica(L.)Urban) terhadap Pseudomonas Aeruginosa dan Staphylococcus Epidermidis http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/3528 <p>Permasalahan global yang sedang dihadapi adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik baik pada negara berkembang maupun negara maju oleh karena itu dibutuhkan beberapa tindakan untuk mengurangi masalah ini untuk pengobatannya adalah back to nature atau artinya Kembali ke pengobatan tradisional yaitu melalui pengujian antibakteri. Salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagain tanaman obat adalah daun Pegagan (<em>Centella asiatica (L.) Urb</em>) mengandung senyawa antibakteri sehingga banyak digunakan sebagai tanaman obat. Dari penelitian sebelumnya Tanaman pegagan (<em>C. asiatica</em>) mengandung metabolit sekunder seperti saponin, triterpenoid, flavonoid, dan alkaloid dengan pereaksi uji fitokimia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun pegagan terhadapbakteri <em>Pseudomonas aeruginosa </em>dan <em>Staphylococcus epidermidis</em>. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan bakteri <em>Pseudomonas aeruginosa </em>dan <em>Staphylococcus epidermidis</em>. Penelitian menggunakan 3 kelompok perlakuan terdiri dari kontrol positif (kloramfenikol), Kontrol negative (DMSO) dan ekstrak daun pegagan. Menggunakan metode difusi semuran dan metode dilusi untuk menentukan KHM dan KBM. Data dianalisis menggunakan uji One Way Anova, kruskall wallis Test dan dan Mann Whitney Test. Hasil penelitian etanol daun pegagan (<em>Centella asiatica (L.)Urban</em>) memiliki metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tannin dan steroid. Serta memiliki daya hambat dan memiliki kemampuan sebagai antibakteri namun tidak mampu membunuh. Simpulan dalam penelitian ini yaitu ekstrak Etanol Daun Pegagan (<em>Centella asiatica (L.)Urban</em>) memiliki nilai konsentrasi hambat minimum sebesar 25% terhadap <em>pseudomonas aeruginosa </em>dan <em>staphylococcus epidermidis</em>.</p> Doni Irawan Prancisco Marselino, Dede Mahdiyah, RR.Dwi Sogi Sri Redjeki, Putri Vidiasari Darsono Copyright (c) 2024 Doni Irawan Prancisco Marselino, Dede Mahdiyah, RR.Dwi Sogi Sri Redjeki, Putri Vidiasari Darsono https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/3528 Sat, 30 Nov 2024 00:00:00 +0000 Hubungan Self Stigma dengan Kepatuhan Obat Antiretroviral pada Pasien Baru Terdiagnosis HIV http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/2355 <p><em>Self stigma</em> merupakan konsep diri negatif dimana Orang dengan HIV (ODHIV) memberikan label negatif terhadap dirinya sendiri yang mengakibatkan tidak bisa bebas akses terhadap pengobatan, sedangkan ODHIV harus mengkonsumi obat seumur hidupnya. Kepatuhan pengobatan ARV pada ODHIV sebesar 50% di negara maju dan di negara berkembang memiliki persentase yang lebih rendah. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan <em>self stigma</em> dengan kepatuhan obat antiretroviral pada pasien baru terdiagnosis HIV. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain analitik. Teknik sampling menggunakan <em>total</em> <em>sampling </em>dengan kriteria inklusi pasien baru terdiagnosis HIV (reaktif) selama bulan Juli – November 2023 sebanyak 30 responden. Data di analisis menggunakan <em>pearson product moment</em>. Hasil penelitian didapatkan responden berada pada rentang usia 18-25 tahun (36.7%) dan 26 – 25 tahun (36.7%), berjenis kelamin laki-laki (70%), menkonsumsi obat TLE terdiri dari Tenofovir (TDF), Lamivudine (3TC), dan Efavirenz (EFV) (36.7%), dan tidak ada efek samping obat (46.7%). Terdapat hubungan signifikan antara <em>self stigma</em> dengan kepatuhan obat (p=0.001). Semakin rendah <em>self stigma</em> yang dirasakan oleh responden maka semakin patuh dalam menjalani pengobatan ARV. <em>Self stigma</em> yang dirasakan oleh ODHIV membuat mereka mengembangkan berbagai mekanisme koping untuk mengatasinya. Strategi koping yang berfokus pada masalah (<em>problem-focused coping strategi</em>) dapat menjadi salah satu strategi dalam mengatasi <em>self stigma</em> ODHIV.</p> Ria Inriyana, Firman Nugraha Copyright (c) 2024 Ria Inriyana, Firman Nugraha https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/2355 Tue, 26 Nov 2024 00:00:00 +0000 Hubungan Kualitas Hidup dengan Kepatuhan Penggunaan Obat pada Pasien Diabetic Foot http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/3573 <p>Penyakit kronis bersifat menetap yang mengakibatkan ketidakmampuan pada penderitanya, oleh karena itu penderita perlu melakukan perawatan dalam periode waktu yang lama. Salah satu penyakit kronis yang diperkirakan meningkat 2 kali lipat pada tahun 2030 dengan jumlah sebanyak 366 juta adalah penderita diabetes mellitus<strong>. </strong>Kepatuhan merupakan komponen penting dalam pengobatan terapi jangka panjang pada penyakit kronis, penggunaan obat secara teratur dan sesuai indikasi sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan terapi<strong>. </strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas hidup dengan kepatuhan penggunaan obat pada pasien <em>diabetic foot</em>. Dengan desain penelitian observasional deskriptif. Pemilihan subyek penelitian menggunakan populasi pasien dengan diagnosa <em>diabetic foot</em>. Pengambilan sampel menggunakan total sampling, yaitu sebanyak 35 responden memenuhi kriteria inklusi<strong>.</strong> Analisa data statistik meliputi analisa univariat dan bivariat<strong>. </strong>Dari hasil yang didapatkan bahwa kualitas hidup pasien dikatakan sangat baik 49%, baik 37% serta buruk 14%. Pada penelitian ini dinyatakan adanya hubungan antara kepatuhan penggunaan obat dengan kualitas hidup pasien <em> diabetic foot</em> (R&lt;0,05).</p> Ferina Damayanti, Elvira Rosa Copyright (c) 2024 Ferina Damayanti, Elvira Rosa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 http://journal2.stikeskendal.ac.id/index.php/far/article/view/3573 Sat, 30 Nov 2024 00:00:00 +0000