Penerimaan Diri pada Anak Didik Lapas (Andikpas) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)
DOI:
https://doi.org/10.32583/keperawatan.v14iS1.17Keywords:
anak didik lapas, LPKA, penerimaan diriAbstract
Anak didik lapas (Andikpas) mendapatkan banyak stressor dalam menjalani pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), untuk mengurangi kemungkinan adanya masalah psikologis yang akan dialami, andikpas memerlukan penerimaan diri dalam menerima kondisinya secara utuh tanpa syarat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran penerimaan diri pada andikpas di LPKA Bandung. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini melibatkan 58 andikpas dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Unconditionally Self-Acceptance Questionnaire (USAQ) dengan skor validitas – 0,718 dan nilai reabilitas 0,766. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis univariat yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan prosentase. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar yakni 32 andikpas (55,2%) memiliki penerimaan diri yang tinggi dan hampir setengahnya yakni 26 andikpas (44,8%) memiliki penerimaan diri yang rendah.Simpulan hasil penelitian ini adalah sebagian besar andikpas memiliki tingkat penerimaan diri yang tinggi sehingga hal ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada komponen tentang perasaan mampu, perasaan dihargai serta perasaan diterima.
References
Adriawati, S. (2012). Hubungan Konsep Diri Dengan Kecemasan Narapidana Menghadapi Masa Depan Di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Malang. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negerti (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Atikasuri, M., & Mediani, H. (2018). Tingkat Kecemasan pada Andikpas Usia 14-18 Tahun Menjelang Bebas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II, 1, 78.
Batubara, J. R. (2016). Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari Pediatri, 12(1), 21. https://doi.org/10.14238/sp12.1.2010.21-9
Chamberlain, J., & Haaga, D. (2001). Unconditional Self-Acceptance And Psychological Health. Rational-Emotive & Cognitive-Behavior Therapy, 19. https://doi.org/10.1023/A:1011189416600
Chaplin, J. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ellis, A. (1997). Humanistic Psychotherapy The Rational-Emotive Approach. New York: The Julian Press, Inc.
Gamayanti, W. (2016). Gambaran Penerimaan Diri (Self-Acceptance) pada Orang yang Mengalami Skizofrenia. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(1), 139–152. https://doi.org/10.15575/psy.v3i1.1100
Hanun, Isna, B. (2013). Studi Tentang Penyesuaian Diri Mantan Narapidana Di Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Herminingsih, Yeni, K., & Astutik, Y. (2013). Hubungan Penerimaan Diri Dengan Penalaran Moral Pada Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak Di Blitar. Psikologi Tabularasa, 8(2), 717–723. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Hurlock, E. (2011). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Jatnika, D. C., Mulyana, N., & Raharjo, S. T. (2015). Residivis Anak Sebagai Akibat Dari Rendahnya Kesiapan Anak Didik Lembaga Pemasyarakatan Dalam Menghadapi Proses Integrasi Ke Dalam Masyarakat. Share : Social Work Journal, 5(1). https://doi.org/10.24198/share.v5i1.13086
Juliensia, D. P. (2019). Penerimaan diri remaja pelaku kekerasan seksual di lembaga pembinaan khusus anak kutoarjo. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kartini, K. (2014). Patologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo.
Kusumaningsih, L. (2017). Penerimaan Diri dan Kecemasan Terhadap Status Narapidana, 9(3), 234–242.
Masfiatun, M. (2019). Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Jumlah Kejahatan (Crime Total) Di Indonesia (2015-2017). Keamanan Nasional, 5(2), 89–110.
Noviani, L. (2016). Tingkat Kemampuan Penerimaan Diri Remaja (Studi Deskriptif pada Remaja Kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik Tahun Ajaran 2016/2017 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial). Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Nurendah, G., Zakariyya, F., Musthofa, A., & Maslihah, S. (2019). Model Pengasuhan Bagi Anak Didik LPKA. Psikologi Insight, 3(2), 80–87.
Riza, M. (2012). Resiliensi pada Narapidana Laki-laki di Lapas Klas 1 Medaeng. Psikologi Kepribadian Dan Sosial, 1(3), 142–147.
Tarmudji, T. (2002). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Agresifitas Remaja. Pendidikan Dan Kebudayaan.
Utari, S. R., Herik, E., & Sunarjo, I. sriwaty. (2019). Koping Stres Pada Narapidana Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (Lpka) Kelas Ii Kota Kendari, 8(2).
Widianti, E. (2011). Pengaruh Terapi Logo dan Terapi Suportif Kelompok Terhadap Ansietas Remaja di Rumah Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan Wilayah Provinsi Jawa Barat. Universitas Indonesia. Retrieved from http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20280662-T Efri Widianti.pdf
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Jurnal Keperawatan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.