Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penerapan Code Blue Sistem oleh Perawat

Authors

  • Adriyani Nahak Seran Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia
  • Joko Prasetyo Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia
  • Richal Grace Zefanya Uly Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara
  • Hendjels A. Kiri Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara

DOI:

https://doi.org/10.32583/keperawatan.v16i4.1896

Keywords:

cardiac arrest, code blue, nurse

Abstract

Code blue adalah kode dalam rumah sakit yang menandakan adanya kejadian cardiac arrest. Kesiapan perawat dalam menghadapi situasi kegawatdaruratan dipengaruhi beberapa faktor yaitu tingkat pengetahuan, pengalaman, usia, dan motivasi, pelatihan, fasilitas, pendidikan, kerja sama dan komunikasi efektif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan penerapan code blue sistem oleh perawat di rumah sakit X Kupang. Metode penelitian termasuk penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional dan total sampling berjumlah 37 perawat. Penelitian berlangsung selama bulan Juni 2021. Hasil penelitian menunjukkan perawat tingkat pengetahuan baik 94.6%, pengalaman kerja diatas 3 tahun 54.1%, usia dewasa awal 97.3%, motivasi tinggi 59.5%, yang mengikuti pelatihan BLS dan ACLS 91.9%, kelengkapan fasilitas trolley emergency 91.9%, tingkat pendidikan jenjang S1 Keperawatan 62.2%, kerjasama tim dan komunikasi baik 97.3%. Penerapan code blue sesuai SOP 64.9% dan tidak sesuai SOP 35.1%. Hasil uji chi-square menunjukan p-value 0.048 sehingga ada hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan penerapan code blue, nilai p- value 0.036 sehingga ada hubungan pengalaman kerja dengan penerapan code blue, nilai p-value 0.168 sehingga tidak ada hubungan usia dengan penerapan code blue, nilai p-value 0.850 sehingga tidak ada hubungan motivasi dengan penerapan code blue, nilai p-value 0.014 sehingga ada hubungan pelatihan dengan penerapan code blue, nilai p-value 0.014 sehingga ada hubungan fasilitas dengan penerapan code blue, nilai p-value 0.139 sehingga tidak ada hubungan pendidikan dengan penerapan code blue, nilai p-value 0.465 sehingga tidak ada hubungan kerjasama dan komunikasi dengan penerapan code blue. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk menganalisa faktor mana yang paling mempengaruhi penerapan code blue sistem.

 

References

Alvioletta, et al. (2020). Penerapan Metode Analitycal Hierarchy Proses (AHP). Bandung: Kreatif Industri Nusantara.

Amiruddin. (2019). Pengaruh Etos Kerja, Disiplin Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian Dan Perdagangan. Jawa Timur: Qiara Media.

Apriyanto, et al. (2020). Peran perawat Tim Code Blue Dalam Mengelola Pasien Serangan Jantung Di Rumah Sakit. Jurnal Internasional Sains Dan Masyarakat, Volume 2 Edisi 3.

Ariani. (2018). Komunikasi Keperawatan. Malang: Universitas Muhammadiyah. Association, A. H. (2020). Fokus Utama Pedoman Untuk CPR Dan ECC. United

States America.

Azis. (2018). Gambaran Pelaksanaan Code Blue Di Ruang Rawat Inap Dewasa RS Dr. Wahidin Sudirohusodo. Makasar: Universitas Hasanudin.

Basyari, A. (2013). Hubungan Antara Minat Dan Prestasi Belajar Sejarah Dengan Kesadaran Sejarah Siswa Man Yogyakarta III. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Dame, et al. (2018). Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Code Blue System Di RSUP Dr. R. D. Kandou. E-Clinic (ECL), Volume 6, Nomor 2.

Diantha. (2017). Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Prenada Media Group.

Esti, J. (2020). Keperawatan Keluarga Askep Stroke. Sumatera Barat: Pustaka Galeri Mandiri.

Fahiqi. (2016). Hubungan Pelatihan Perawat dengan Profesionalisme Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Baladhika Husada. Jember: Prodi Keperawatan Universitas Jember.

Firdianti. (2018). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Yogyakarta: CV. Gre Publishing.

Herlindawati. (2017). Hubungan Karakterisitik Perawat Dengan Pemahaman Penerapan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di Ruangan Igd Dan Icu Rsud Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi. Padang: Stikes Perintis.

Hospitals, S. (2021). Cheklist Audit Trolley Emergency. Kupang: Siloam Hospitals Group.

Maisyaroh, et al. (2015). Studi Fenomenologi Kebutuhan Dan Hambatan Perawat Dalam Pelaksanaan Resusitasi Pada Kegawatan Neonatus Prematur Di Ruang Neonatus RSUD Dr Hayoto. The Indonesian Journal Of Health Science , Volume 5 nomor 2.

Muhajirin. (2019). Hubungan Pengalaman Lama Bekerja Dengan Self Efficacy Dalam Melakukan Tindakan CPR Di RSUD Cibinong. Jurnal Ilmiah Wijaya

, Volume 11 Nomor 2.

Mulya, et al. (2019). Tanggap Darurat Medis (Code Blue) Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie. Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lindungan Lingkungan, Volume 5 Nomor 2.

Munawaroh, et al. (2020). Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Pengambilan Keputusan Aktivasi Code Blue Di RSUD Bangil. Jurnal Internasional Pendidikan Keperawatan, Volume 12, Nomor 4.

Mutmainnah. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Awam Khusu Tentang Bantuan Hidup Dasar Berdasarkan Karakteristik Usia Di RSUD X Hulu Sungai Selatan. Journal umbjm.ac.id/index.php/healthy31, Volume 2, Nomor 2.

Noor. (2017). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.

Nugroho, et al. (2018). Efektifitas Bantuan Hidup Dasar Untuk Tenaga Kesehatan Di Indonesia. Jurnal Arsip Kardiovaskular Indonesia (Arkavi), Volume 3, Nomor 1.

Riyanto et al. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan Dan Eksperimen. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Rizani, et al. (2018). Tingkat Pendidikan Dan Lama Kerja Perawat Dengan Pengetahuan Perawat Tentang Resusitasi Jantung Paru Di Ruang IGD RSUD Dr Moch Ansari Saleh. Jurnaitra Keperawatan Poltekes Kemenkes Banjarmasin , Volume 6, Nomor 2.

Safrudin, et al. (2018). Pengembangan Kepribadian Dan Profesionalisme Bidan. Malang: Wineka Media.

Setyawan. (2019). Pendekatan Pelayanan Kesehatan Dokter Keluarga. Malang: Zifatama Jawara.

Sitorus. (2011). Manajemen Keperawatan: Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: Sagung Seto.

Suprajitno. (2016). Pengantar Riset Keperawatan. Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Suprapta, et al. (2018). Hubungan Kompetensi Tim Code Blue Dan Sarana Prasarana Terhadap Outcome Penanganan Cardiac Arrest Di Ruang Rawat Inap RSUP Sanglah. Denpasar: Universitas Udayana.

Surya, et al. (2019). Pengalaman Perawat Dalam Penatalaksanaan Pengaktifan Code Blue System Pada Kasus Pasien Henti Napas Dan Henti Jnatung Di RSUD Wangaya Denpasar. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu, Volume 10, Nomor 1, Halaman 97-104.

Suwaryo, et al. (2019). Pengetahuan Perawat Dalam Menerapkan Early Warning Score System (EWSS) Di Ruang Perawatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 15, Nomor 2, Halaman 64-73.

Trianto. (2013). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana.

Turangan, et al. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Perawat Dalam Menghadapi Cardiac Arrest Di RSUP Prof R D Kandou Manado. E-Journal Keperawtan (E-Kp), Voume 5, Nomor 1.

Wiliastuti, et al. (2018). Pengetahuan Tim Reaksi Cepat Tentang Bantuan Hidup Dasar. Jurnal Keperawatan Komprehensif, Volume 4, Nomor 2, Halaman 77- 85.

Yulianthi. (2015). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: CV Budi Utama

Downloads

Published

01/06/2024

How to Cite

Seran, A. N., Prasetyo, J., Uly, R. G. Z. ., & Kiri, H. A. . (2024). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penerapan Code Blue Sistem oleh Perawat . Jurnal Keperawatan, 16(4), 1187–1196. https://doi.org/10.32583/keperawatan.v16i4.1896