Hubungan Riwayat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Pertumbuhan Baduta

Authors

  • Suyami Suyami Fakultas Kesehatan dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Klaten
  • Setianingsih Setianingsih Fakultas Kesehatan dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Klaten
  • Fitriana Noor Khayati Fakultas Kesehatan dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Klaten
  • Agustin Nur Rohmawati Fakultas Kesehatan dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Klaten

DOI:

https://doi.org/10.32583/keperawatan.v15i4.1884

Keywords:

baduta, BBLR, pertumbuhan

Abstract

BPS Jawa Tengah menjelaskan tahun 2021 terdapat 22.240 balita BBLR. Klaten tahun 2021 tercatat 870 bayi BBLR. BBLR di Puskesmas Bayat tahun 2022 tercatat 56 balita, namun 1 balita meninggal dunia. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisa hubungan riwayat BBLR dengan pertumbuhan baduta di Wilayah Kerja Puskesmas Bayat. Penelitian kuantitatif ini menggunakan dengan desain deskriptif korelasional pendekatan retrospektif. Populasi 55 baduta yang lahir dengan riwayat BBLR tahun 2022 di Puskesmas Bayat. Sampel seluruh baduta yang lahir dengan riwayat BBLR tahun 2022 di Puskesmas Bayat berjumlah 55. Instrumen penelitian berupa data KIA (riwayat BBLR), lembar kuisioner karakteristik ibu, lembar persetujuan, infant ruler, dan timbangan, analisis data dengan uji Kendall’s Tau.  Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan riwayat BBLR dengan pertumbuhan baduta berdasarkan bb/u yang memiliki nilai pvalue 0,016 < 0,05 di Puskesmas Bayat. Tidak ada hubungan riwayat BBLR dengan pertumbuhan baduta berdasarkan pb/u yang dibuktikan dengan pvalue 0,766 > 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah BBLR menjadi faktor gangguaan pertumbuhan, namun masih terdapat faktor lain yang lebih kuat dan berpengaruh dibandingkan dengan riwayat BBLR. Hasil Riwayat BBLR tidak berhubungan dengan Pertumbuhan baduta berdasarkan pb/u dengan tingkat keeratan sangat rendah dan riwayat BBLR berhubungan dengan pertumbuhan berdasarkan bb/u dengan tingkat keeratan rendah.

References

Abimayu, A. T., & Rahmawati, N. D. (2023). Analisis Faktor Risiko Kejadian Stunted, Underweight, dan Wasted Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkapan Jaya, Kota Depok, Jawa Barat Tahun 2022. Jurnal Biostatistik, Kependudukan, Dan Informatika Kesehatan, 3(2), 88. https://doi.org/10.51181/bikfokes.v3i2.6820

Anggraini, R., Yupita, P. M., A. Rahman, S., & Rusmiana, R. (2021). Hubungan Berat Bayi Lahir Dengan Pertumbuhan Pada Batita Di Praktik Mandiri Bidan Nurvita Sari Desa Simpang Campang Oku Selatan Tahun 2020. Jurnal Kesehatan Abdurrahman, 10(1), 13–20. https://doi.org/10.55045/jkab.v10i1.117

Aryastami, N. K., Shankar, A., Kusumawardani, N., Besral, B., Jahari, A. B., & Achadi, E. (2018). Low birth weight was the most dominant predictor associated with stunting among children aged 12-23 months in Indonesia. BMC Nutrition, 3(1), 1–6. https://doi.org/10.1186/s40795-017-0130-x

BPS. (2021). Jumlah Bayi Lahir, Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan Bergizi Kurang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah (Jiwa), 2019-2021. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. https://jateng.bps.go.id/indicator/30/378/1/jumlah-bayi-lahir-bayi-berat-badan-lahir-rendah-bblr-bblr-dirujuk-dan-bergizi-buruk-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-jawa-tengah.html

Dari, R. A., Hasan, N., Program, M., Ilmu, S., Fakultas, K., Universitas, K., Kuala, S., & Aceh, B. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Pertumbuhan Fisik Anak Balita di Puskesmas Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar. 1–8.

Dewi, P. P. (2022). Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dengan Pertumbuhan pada Anak Toddler (1-3 Tahun) di Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmass Blahbatuh II Gianyar. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/9411/6/PUTU PURNAMI DEWI SKRIPSI - Bab V.pdf

Halu, S. A. N. (2019). Hubungan status sosio ekonomi ibu dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Puskesmas La’O. Wawasan Kesehatan, 4(2), 74–80. https://stikessantupaulus.e-journal.id/JWK/article/view/63

Hartiningrum, I., & Fitriyah, N. (2019). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan, 7(2), 97. https://doi.org/10.20473/jbk.v7i2.2018.97-104

Helena, D. F., Sarinengsih, Y., Ts, N., & Suhartini, S. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Soreang Kabupaten Bandung. Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel, 14(2), 105–112. https://doi.org/10.36051/jiki.v14i2.143

Herliana, L., & Purnama, M. (2019). Masalah Plasenta Serta Kehamilan Multiple Terhadap Kejadian BBLR Di RSUD Kota Tasikmalaya. Media Informasi, 15(1), 40–45. https://doi.org/10.37160/bmi.v15i1.240

Kamilah, D. D., & Ningrum, W. M. (2020). PERTUMBUHAN ANAK UMUR 6-24 BULAN DENGAN RIWAYAT BAYI BERAT LAHIR RENDAH ( BBLR ). Journal of Midwifery and Public Health, 2(1), 15–22. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/mj/article/viewFile/3534/3111

Kamilia, A. (2019). LITERATUR REVIEW Berat Badan Lahir Rendah dengan Kejadian Stunting pada Anak. Low Birth Weight with Stunting in Children, 10(2), 311–315. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.175

Khayati, Y. N., & Sundari, S. (2019). Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Pertumbuhan Dan Perkembangan. Indonesian Journal of Midwifery (IJM), 2(2), 58–63. https://doi.org/10.35473/ijm.v2i2.266

Kusumawati, D. E., Latipa, L., & Hafid, F. (2020). Status Gizi Baduta dan Grafik Pertumbuhan Anak Usia 0-23 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pantoloan. Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan, 14(2), 104–110. https://doi.org/10.33860/jik.v14i2.289

Lestari, D. A., & Adisasmita, A. C. (2021). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebagai Determinan Terjadinya ISPA pada Balita Analisis SDKI Tahun 2017. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 5(1), 19–26. https://doi.org/10.7454/epidkes.v5i1.4083

Louangpradith, V., Yamamoto, E., Inthaphatha, S., Phoummalaysith, B., Kariya, T., Saw, Y. M., & Hamajima, N. (2020). Trends and risk factors for infant mortality in the Lao People’s Democratic Republic. Scientific Reports, 10(1), 1–11. https://doi.org/10.1038/s41598-020-78819-9

Maulidah, W. B., Rohmawati, N., & Sulistiyani, S. (2019). Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Panduman Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Ilmu Gizi Indonesia, 2(2), 89. https://doi.org/10.35842/ilgi.v2i2.87

Permana, P., & Wijaya, G. B. R. (2019). Analisis faktor risiko bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Gianyar I tahun 2016-2017. Intisari Sains Medis, 10(3), 674–678. https://doi.org/10.15562/ism.v10i3.481

Risma. (2022). Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Bayi Lahir Rendah Di Puskesmas Sangurara Tahun 2020. Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu, 1(2), 243–260.

Rizki Awalunisa Hasanah, R. M. K. (2018). Antropometri Pengukuran Status Gizi Anak Usia 24-60 Bulan Di Kelurahan Bener Kota Yogyakarta. Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan, 13(4). https://doi.org/10.35842/mr.v13i4.196

Sadarang, R. (2021). Kajian Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Indonesia: Analisis Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Jurnal Kesmas Jambi, 5(2), 28–35. https://doi.org/10.22437/jkmj.v5i2.14352

Sinaga, T. R., Purba, S. D., Simamora, M., Pardede, J. A., & Dachi, C. (2021). Berat Badan Lahir Rendah dengan Kejadian Stunting pada Batita. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 11(3), 493–500. https://doi.org/10.32583/pskm.v11i3.1420

Srimiyati, & Ajul, K. (2021). Determinan Risiko Terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah. Journal of Tekenursing (JOTING), 3(1), 334–346.

Suyami, Lusmilasari, L., & Istiono, W. (2023). Factors Affecting the Growth of Low Birth Weight Babies Research methods. 1(10), 591–600.

WHO. (2015). World Health Statistics. 8 May 2015. https://www.who.int/publications/i/item/9789240694439

Winowatan, G., Malonda, N. S. H., & Punuh, M. I. (2017). Hubungan Antara Berat Badan Lahir Anak Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Batita di Wilayah Kerja Puskesmas Sonder Kabupaten Minahasa. Jurnal Kesma, 6(3), 1–8.

Downloads

Published

12/07/2023

How to Cite

Suyami, S., Setianingsih, S., Khayati, F. N. ., & Rohmawati, A. N. . (2023). Hubungan Riwayat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Pertumbuhan Baduta. Jurnal Keperawatan, 15(4), 69–80. https://doi.org/10.32583/keperawatan.v15i4.1884